Sabtu, 23 Mei 2015

Sejarah pertanian berdasarkan lokasi

Kerajaan Romawi

Pertanian pada zaman Romawi berkembang dengan berdasarkan praktek pertanian yang telah ditemukan oleh bangsa Sumeria yang ditransfer melalui runtunan kebudayaan. Pertanian bangsa Romawi memiliki fokus utama sebagai perdagangan dan ekspor. Bangsa Romawi meletakkan dasar sistem ekonomi yang menjadi pondasi Abad Pertengahan. Ukuran lahan usaha tani dapat dibagi menadi tiga kategori, yaitu lahan usaha tani ukuran kecil (berukuran 18-88 iugera), ukuran menengah (80-500 iugera), dan ukuran besar (disebut latifunda, berukuran lebih dari 500 iugera). Ukuran satu iugera sekitar 0.65 acre.
Bangsa romawi memiliki empat sistem manajemen pertanian, yaitu diatur langsung oleh pemilik lahan dan keluarganya; memanfaatkan budak pekerja dengan diawasi oleh pengawas budak; sistem bagi hasil (sharecropping) antara pemilik lahan dan penyewa lahan; dan disewakan. Setiap provinsi memiliki spesialisasi tersendiri dan saling mensuplai hasil pertanian satu sama lain. Beberapa memproduksi serealia, lainnya memproduksi minuman anggur, dan yang lainnya memproduksi zaitun, tergantung jenis lahan yang terdapat diprovinsi tersebut.

China

Catatan sejarah yang ada sejak tahun 481 SM hingga 220 M menggambarkan perkembangan pertanian di China yang mencakup sistem lumbung nasional dan praktek serikultur atau budi daya ulat sutra. Perdagangan dan pemanfaatan secara kuliner juga tercatat.
China telah mengembangkan mesin tumbuk bertenaga air pada abad ke 1 SM khusus digunakan untuk pertanian. Pompa rantai telah ditemukan pada abad ke 1 M bertenaga air maupun hewan, yang menggerakan sistem roda mekanik.[12] Pompa ini terutama digunakan untuk mengairi saluran irigasi, namun juga bisa digunakan untuk menyediakan air bagi masyarakat.
Kapas dibudidayakan pertama kali pada milenium ke 5 SM di India.[15] Sedangkan gandum dan barley didomestikasikan sejak tahun 9000 SM. Domestikasi domba, kambing, dan sapi terjadi beberapa lama setelah itu. Sekitar tahun 8000 SM- hingga 6000 SM, domestikasi gajah juga terjadi. Praktek pertanian yang paling mencolok mencakup perontokan, penanaman dengan sistem baris, dan sistem lumbung. Pada milenium ke 5 SM, peradaban pertanian menjadi umum di Kashmir. Padi telah menjadi bahan baku makanan utama masyarakat India sejak tahun 8000 SM. Perkembangan kebudayaan lainnya pada bidang pertanian lalu muncul dan mengembangkan budi daya padi di Asia Tenggara.
Irigasi berkembang di peradaban lembah sungai Indus sekitar 4500 SM. Ukuran peradaban dan kesejahteraan tumbuh sehingga membutuhkan perencanaan sipil seperti drainase dan selokan. Bajak yang ditarik oleh hewan dimulai pada tahun 2500 SM di tempat tersebut.

Amerika Tengah

Di Amerika Tengah, teosinte liar didomestikasikan melalui seleksi sehingga memunculkan jagung, lebih dari 6000 tahun yang lalu. Jagung lalu tersebar di Amerika Utara dan menjadi tanaman pertanian utama masyarakat pribumi di sana hingga kehadiran bangsa penjelajah dari Eropa. Tanaman pertanian utama lainnya meliputi labu, kacang-kacangan, dan kakao. Kalkun juga didomestikasikan pertama kali di Meksiko atau selatan Amerika Serikat.
Di Amerika Tengah, bangsa Aztec merupakan masyarakat yang aktif bercocok tanam dan memiliki ekonomi berbasis pertanian. Lahan di sekitar danau Texcoco ketika itu merupakan lahan yang subur dan cukup untuk memproduksi pangan bagi kerajaan yang sedang berkembang. Bangsa Aztec juga mengembangkan irigasi, teras di lereng gunung, dan pemupukan. Chinampa merupakan salah satu temuan terbesar mereka, yang disebut juga dengan "kebun terapung".

Amerika Selatan

Di sekitar kawasan Andes, Amerika Selatan, kentang menjadi tanaman domestikasi utama yang terjadi sejak 5000 tahun yang lalu. Sejumlah besar kacang-kacangan juga didomestikasikan. Llama, alpaca, dan guinea pig menjadi hewan yang didomestikasikan. Tumbuhan koka masih menjadi tanaman pertanian utama sampai sekarang.
Peradaban Andes didominasi oleh masyarakat pertanian. Bangsa Inca telah memahami peran cuaca dan tanah bagi pertanian. Adaptasi teknologi pertanian telah digunakan secara terencana dan memungkinkan produksi berbagai jenis hasil pertanian di berbagai tempat seperti pinggir pantai, gunung, dan hutan.

Amerika Utara

Masyarakat pribumi di kawasan timur Amerika Serikat telah membudidayakan berbagai jenis tanaman seperti bunga matahari, tembakau, berbagai jenis labu dan Chenopodium, juga tanaman yang tidak lagi dibudidayakan seperti marshelder dan jelai kecil. Padi liar dan maple juga telah dibudidayakan. Strawberry dibudidayakan pertama kali di Amerika bagian timur laut. Pecan dan anggur Concord, pernah dibudidayakan, namun sempat menghilang hingga kembali dibudidayakan pada abad ke 19.
Masyarakat pribumi di kawasan yang saat ini California dan Pasifik melakukan berbagai jenis usaha kebun hutan dan pertanian tongkat api (fire-stick farming) di kawasan padang rumput, hutan, dan rawa. Mereka mampu memanfaatkan ekologi api sehingga tidak menyebabkan kebakaran hutan dan mampu menunjang usaha pertanian berkelanjutan secara berpindah (permakultur alam liar").

Australia


Hingga dimulainya kolonisasi Inggris di Australia pada tahun 1788, masyarakat pribumi Australia dicirikan sebagai masyarakat pemburu dan pengumpul yang tidak melakukan aktivitas pertanian atau bentuk produksi pangan lainnya. Namun Rhys Jones mengemukakan pada tahun 1969 bahwa masyarakat pribumi Australia mungkin melakukan pembakaran padang rumput dan hutan secara sistematis untuk mempertahankan tanaman tertentu dan menghilangkan tanaman yang tidak dibutuhkannya. Pada tahun 1970an dan 1980an, sebuah penelitian arkeologi yang dilakukan di Victoria menemukan bahwa pemeliharaan belut dan sistem penjebakan ikan telah ada sejak 5000 tahun yang lalu. 
Semoga bermanfaat artikel yang penulis tuliskan ini. dan terimakasih atas kunjungannya. :) salam sukses selalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar